ASHTER

SELAMAT DATANG DI BLOG ASHTER FIRMAN, SALAM PERSAUDARAAN

Jumat, 25 November 2016

                            PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE AKMI BATURAJA




                                                             PERALATAN PENCAK  SILAT
                                                                                  PSHT

                                                                     sumber : klik disini!


STICK

BELATI

CELURIT

KERAMBI KNOCKING

KNICKING   
 
                                                   Kotak mori Asli kayu jati ukiran jepara.


                                                             sumber : klik disini!
                                                POST BAJU TERBARU PSHT


                                                         sumber : klik disni !





                                               dudu mong gambar kamulo akeh pengerten
                                                              dudu omongan tapi lakon



  • Jumbuh karo unine bebasan, sabar iku kuncining swarga, ateges marganing kamulyan.
Artinya : Sama seperti bunyi sebuah peribahasa, berlaku sabar itu adalah "jalan utama" untuk mendapatkan "surga". Yang dimaksud disini adalah ketentraman dan kedamaian dalam menjalani kehidupan.

  • Sabar iku lire momot kuwat nandhang sakehing coba lan pandhadharaning ngaurip.
Artinya : Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup, yg tentunya nanti bisa untuk mendewasakan diri kita masing-masing.
                                                          POSTING SAKRAL

                                                 

                                                   dapat di order, info lebih lanjut klik disini!



Syi'ir TOMBHO WARAS

MONGGO SHOLAWATAN wehehe
Judulipun ☻TOMBHO WARAS ☻

...♫ ALLOHUMA SHOLLI WA SALIM ALA
SAYYIDINA WAMAULANA MUHAMMADIN
ADADAMA FI'IL MILLAHISHOLATAN
DAIMATAM BIDA'UWAMI MULQILAHI...♫

↨ .......♫ ...♫

...♫ Tombo waras iku ono limang perkoro

Kaping siji Jeroan qur'an lakonono ...♫

...♫ kaping pindo saben wektu Eilingo Allah

Kaping telu longan peteng padangono...♫

...♫ Kaping papat mulang sarak lerenono

Kaping limo Ngaji ilmu dang amalno...♫

Limo sopo sak kabehe ngelakoni
Insya Allah gusti Allah kang manjingi...♫ 


BELAJAR DARI ILMUNYA ULER

MENDHET ILMUNE SAKING ♣ ULER ♣



Bismillah, Wal-Hamdu Lillah,
Was-Shalatu Was-Salamu 'Ala Raslulillah,

⇉ Poro pemaos ingkang minulyo :
♠ Uler niku termasuk kewan seng duweni ciri 4 (papat) , Yo GATELLI , YO NGGILANI , YO RAKUS , YO TUKANG NGRUSAK , la amergo uler iku mau gilani rakus tukang ngrusak yen ketemu menungso di pateni di obori di semprot , TAPI ono uler iku seng pinter, amprihe gak di pateni wong piye..? Uler mau ''NDELIK'' , Delik nang jero godhong ,mlebu nang jero godhong ,godhonge di gulung sui-sui dadi ''ENTHUNG'' wes ora nggilani ,sebab wes ora gelem mangan opo-opo lan ora ngrusak tanduran , malah bucah cilik cah nom wong tuo podho dulanan enthung ,

MATI SAK JERONING URIP , URIP SAK JERONING MATI

★MATI SAK JERONING URIP , URIP SAK JERONING MATI★

بِــسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمَـنِ الرَّ حِيْــمْ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَا لَمِيْنَ، وَالصَّلَا ةُ وَالسَّلَا مُ عَلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدِ نِ اْلقَا ءِىلِ

Poro pemaos ingkang minulyo :
Mati sak jeroning urip , urip sak jeroning mati yoiku seng di arani wong nglakoni SHOLAT , sebab nopo...? , di arani mati kok jik jenthat-jenthid , di arani urip di celuk kok meneng wae, mulane wong sholat iku persis wong mati ,


syareat,tarekat,hakekat,makrifat



  • Syariat, dengan menjalankan hukum-hukum agama seperti salat, zakat, dan lain-lain,
  • Tarekat, dengan melakukan amalan-amalan seperti wirid, zikir dalam waktu dan hitungan tertentu,
  • Hakekat, di mana hakikat dari manusia dan kesejatian hidup akan ditemukan, dan
  • Makrifat, kecintaan kepada Allah dengan makna seluas-luasnya.

MAKNA AJARAN DEWA RUCI

MAKNA AJARAN DEWA RUCI

Orang Jawa menganggap cerita wayang merupakan cermin dari pada kehidupannya.
Dewa Ruci yang merupakan cerita asli wayang Jawa memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan harmonis antara Kawula dan Gusti, yang diperagakan oleh Bima atau Aria Werkudara dan Dewa Ruci.

Pencarian air suci Prawitasari
Guru Durna memberitahukan Bima untuk menemukan air suci Prawitasari. Prawita dari asal kata Pawita artinya bersih, suci; sari artinya inti. Jadi Prawitasari pengertiannya adalah inti atau sari dari pada ilmu suci.

Hutan Tikbrasara dan Gunung Reksamuka
Air suci itu dikatakan berada dihutan Tikbrasara, dilereng Gunung Reksamuka. Tikbra artinya rasa prihatin; sara berarti tajamnya pisau, ini melambangkan pelajaran untuk mencapai lendeping cipta (tajamnya cipta). Reksa berarti mamalihara atau mengurusi; muka adalah wajah, jadi yang dimaksud dengan Reksamuka dapat diartikan: mencapai sari ilmu sejati melalui samadi.
1. Sebelum melakukan samadi orang harus membersihkan atau menyucikan badan dan jiwanya dengan air.
2. Pada waktu samadi dia harus memusatkan ciptanya dengan fokus pandangan kepada pucuk hidung. Terminologi mistis yang dipakai adalah mendaki gunung Tursina, Tur berarti gunung, sina berarti tempat artinya tempat yang tinggi.
Pandangan atau paningal sangat penting pada saat samadi. Seseorang yang mendapatkan restu dzat yang suci, dia bisa melihat kenyataan antara lain melalui cahaya atau sinar yang datang kepadanya waktu samadi. Dalam cerita wayang digambarkan bahwasanya Resi Manukmanasa dan Bengawan Sakutrem bisa pergi ketempat suci melalui cahaya suci.

Raksasa Rukmuka dan Rukmakala
Di hutan, Bima diserang oleh dua raksasa yaitu Rukmuka dan Rukmala. Dalam pertempuran yang hebat Bima berhasil membunuh keduanya, ini berarti Bima berhasil menyingkirkan halangan untuk mencapai tujuan supaya samadinya berhasil.
Rukmuka : Ruk berarti rusak, ini melambangkan hambatan yang berasal dari kemewahan makanan yang enak (kemukten).
Rukmakala : Rukma berarti emas, kala adalha bahaya, menggambarkan halangan yang datang dari kemewahan kekayaan material antara lain: pakaian, perhiasan seperti emas permata dan lain-lain (kamulyan)
Bima tidak akan mungkin melaksanakan samadinya dengan sempurna yang ditujukan kepada kesucian apabila pikirannya masih dipenuhi oleh kamukten dan kamulyan dalam kehidupan, karena kamukten dan kamulyan akan menutupi ciptanya yang jernih, terbunuhnya dua raksasa tersebut dengan gamblang menjelaskan bahwa Bima bisa menghapus halangan-halangan tersebut.

Samudra dan Ular
Bima akhirnya tahu bahwa air suci itu tidak ada di hutan , tetapi sebenarnya berada didasar samudra. Tanpa ragu-ragu sedikitpun dia menuju ke samudra. Ingatlah kepada perkataan Samudra Pangaksama yang berarti orang yang baik semestinya memiliki hati seperti luasnya samudra, yang dengan mudah akan memaafkan kesalahan orang lain.
Ular adalah simbol dari kejahatan. Bima membunuh ular tersebut dalam satu pertarungan yang seru. Disini menggambarkan bahwa dalam pencarian untuk mendapatkan kenyataan sejati, tidaklah cukup bagi Bima hanya mengesampingkan kamukten dan kamulyan, dia harus juga menghilangkan kejahatan didalam hatinya.

Untuk itu dia harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
  1. Rila : dia tidak susah apabila kekayaannya berkurang dan tidak iri kepada orang lain.
  2. Legawa : harus selalu bersikap baik dan benar.
  3. Nrima : bersyukur menerima jalan hidup dengan sadar.
  4. Anoraga : rendah hati, dan apabila ada orang yang berbuat jahat kepadanya, dia tidak akan membalas, tetap sabar.
  5. Eling : tahu mana yang benar dan salah dan selalu akan berpihak kepada kebaikan dan kebenaran.
  6. Santosa : selalu beraa dijalan yang benar, tidak pernah berhenti untuk berbuat yang benar antara lain : melakukan samadi. Selalu waspada untuk menghindari perbuatan jahat.
  7. Gembira : bukan berarti senang karena bisa melaksanakan kehendak atau napsunya, tetapi merasa tentram melupakan kekecewaan dari pada kesalahan-kesalahan dari kerugian yang terjadi pada masa lalu.
  8. Rahayu : kehendak untuk selalu berbuat baik demi kepentingan semua pihak.
  9. Wilujengan : menjaga kesehatan, kalau sakit diobati.
  10. Marsudi kawruh : selalu mencari dan mempelajari ilmu yang benar.
  11. Samadi .
  12. Ngurang-ngurangi: dengan antara lain makan pada waktu sudah lapar, makan tidak perlu banyak dan tidak harus memilih makanan yang enak-enak: minum secukupnya pada waktu sudah haus dan tidak perlu harus memilih minuman yang lezat; tidur pada waktu sudah mengantuk dan tidak perlu harus tidur dikasur yang tebal dan nyaman; tidak boleh terlalu sering bercinta dan itu pun hanya boleh dilakukan dengan pasangannya yang sah.

    Pertemuan dengan Dewa Suksma Ruci
    Sesudah Bima mebunuh ular dengan menggunakan kuku Pancanaka, Bima bertemu dengan Dewa kecil yaitu Dewa Suksma Ruci yang rupanya persis seperti dia. Bima memasuki raga Dewa Suksma Ruci melalui telinganya yang sebelah kiri. Di dalam, Bima bisa melihat dengan jelas seluruh jagad dan juga melihat dewa kecil tersebut.

    Pelajaran spiritual dari pertemuan ini adalah :
    1. Bima bermeditasi dengan benar, menutup kedua matanya, mengatur pernapasannya, memusatkan perhatiannya dengan cipta hening dan rasa hening.
    2. Kedatangan dari dewa Suksma Ruci adalah pertanda suci, diterimanya samadi Bima yaitu bersatunya kawula dan Gusti.
    3. Di dalam paningal (pandangan didalam) Bima bisa melihat segalanya segalanya terbuka untuknya (Tinarbuka) jelas dan tidak ada rahasia lagi. Bima telah menerima pelajaran terpenting dalam hidupnya yaitu bahwa dalam dirinya yang terdalam, dia adalah satu dengan yang suci, tak terpisahkan. Dia telah mencapai kasunyatan sejati. Pengalaman ini dalam istilah spiritual disebut “mati dalam hidup” dan juga disebut “hidup dalam mati”. Bima tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini sebelumnya. Mula-mula di tidak mau pergi tetapi kemudian dia sadar bahwa dia harus tetap melaksanakan pekerjaan dan kewajibannya, ketemu keluarganya dan lain-lain.

    Arti simbolis pakaian dan perhiasan Bima


    Bima mengenakan pakaian dan perhiasan yang dipakai oleh orang yang telah mencapai kasunyatan-kenyataan sejati.
    • Gelang Candrakirana dikenakan pada lengan kiri dan kanannya. Candra artinya bulan, kirana artinya sinar. Bima yang sudah tinarbuka, sudah menguasai sinar suci yang terang yang terdapat di dalam paningal.
    • Batik poleng : kain batik yang mempunyai 4 warna yaitu; merah, hitam, kuning dan putih. Yang merupakan simbol nafsu, amarah, alumah, supiah dan mutmainah. Disini menggambarkan bahwa Bima sudah mampu untuk mengendalikan nafsunya.
    • Tusuk konde besar dari kayu asem
      Kata asem menunjukkan sengsem artinya tertarik, Bima hanya tertarik kepada laku untuk kesempurnaan hidup, dia tidak tertarik kepada kekeyaan duniawi.
    • Tanda emas di antara mata.
      Artiya Bima melaksanakan samadinya secara teratur dan mantap.
    • Kuku Pancanaka

      Bima mengepalkan tinjunya dari kedua tangannya. Melambangkan :
      1. Dia telah memegang dengan kuat ilmu sejati.
      2. Persatuan orang-orang yang bermoral baik adalah lebih kuat, dari persatuan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, meskipun jumlah orang yang bermoral baik itu kalah banyak.
      Contohnya lima pandawa bisa mengalahkan seratus korawa. Kuku pancanaka menunjukkan magis dan wibawa seseorang yang telah mencapai ilmu sejati.
Kisah Dewa Ruci, Perjalanan Tassawuf Cara Orang Jawa 18 April 2011 04:33:31 Diperbarui: 26 Juni 2015 06:41:57 Dibaca : 24,806 Komentar : 0 Nilai : 14 Kisah Dewa Ruci, Perjalanan Tassawuf Cara Orang Jawa 1303101041982080373 Terinspirasi oleh perjalanan tassawuf teman Kompasioner saya, teh Erna Suminar tentang Jiwa tua yang terperangkap di Dunia, di sini. Dan menyadari kalau perjalanan bathin mencari jati diri ini diajarkan oleh hampir semua agama, saya kemudian teringat akan sebuah "lakon" dalam Wayang yang mengisahkan tentang hal ini. Kisah Dewa Ruci. Seperti diketahui, wayang yang berkembang 5-6 abad yang lalu di wilayah yang kita sebut Nusantara ini, mengadaptasi cerita Ramayana dan Mahabharata dari India, dan mengolahnya, meng-improvisasi dan menambah di sana sini agar sesuai dengan kondisi kita. Selain berfungsi sebagai hiburan, lakon wayang juga membawa serta pesan, pitutur dan petuah dari leluhur untuk menjalani hidup benar. Pesan ini biasa dititipkan dalam lakon-lakon sisipan atau yang lazim disebut carangan. Biasanya penyampaiannya amat halus dan tersamar. (Tidak seperti sinetron atau filem kita sekarang, petuah biasanya datang secara verbal, jelas dan kasar). Lakon Dewa Ruci ini adalah lakon carangan dari Mahabharata yang boleh dibilang penting dan "berat". Seperti lakon lainnya yang kelas "berat", (Lahirnya Kurawa, Pandhawa Moksha, Kumbakarna Gugur), lakon ini jarang dipentaskan. Tidak semua dalang mau dan mampu mementaskannya secara sembarangan. Meskipun demikian, dan juga meskipun ceritanya sangat sederhana dan tidak menarik, lakon ini menjadi cerita favorit para orang tua yang bercerita kepada anaknya, Guru kepada muridnya, dan............aliran kebathinan yang disebut Kejawen. (yang dulu di jaman Soeharto disebut Aliran Kepercayaan itu). Lakon ini menjadi berat, karena cerita di dalamnya mengandung jalan kontemplasi tentang asal dan tujuan hidup manusia (sangkan paraning dumadi), menyingkap kerinduan akan Tuhan dan perjalanan rohani untuk mencapaiNya (manunggaling kawula Gusti). Karena terhitung favorit, lakon ini banyak sekali variasinya, tergantung siapa yang menuturkannya dan siapa dhalang yang memainkannya. Menurut Poerbatjaraka, doktor Antropologi itu (1940), paling tidak ada 40 naskah lakon yang juga disebut sebagai Bima Suci ini. 19 naskah diantaranya tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Yang paling terkenal, adalah gubahan pujangga keraton Surakarta Yosodipuro berjudul "Serat Kidung Dewa Ruci", yang disampaikan dalam bentuk tembang macapat, dengan bahasa Kawi-Sansekerta dan Jawa Kuno. sumber: wayang.wordpress.com Ringkasan Cerita Cerita ini terjadi saat Pandhawa bersama saudara-saudara sepupunya, Kurawa sedang bersama menimba ilmu pada guru yang sama Resi Durna atau Kumbayana. Kurawa yang amat menyadari bahwa tahta kerajaan Astina yang saat itu diduduki ayah mereka, Destrarastra, adalah sekadar titipan dari ayah Pandhawa, Pandu Dewanata yang mati muda. Kalaulah nanti Pandhawa telah dewasa, tahta itu harus dikembalikan kepada mereka. Dan para saudara Kurawa yang berjumlah seratus itu, bakal lontang-lantung jadi preman. Karena itu, sejak awal, Kurawa dengan berbagai jalan berusaha keras untuk melenyapkan Pandhawa, halus ataupun kasar. Sebenarnya juga para Kurawa yang muda, berangasan dan pendek akal itu tidak mampu merancang tindakan yang kebanyakan jenius itu, tanpa bantuan sang pemikir, Harya Sangkuni, atau Arya Suman, adik ibunya Gendari, yang diangkat jadi Patih kerajaan Astina Wajar saja, sang Paman juga sangat berkepentingan akan kelangsungan kekuasaan keponakannya kan? Kalau saja Pandhawa dapat menguasai kerajaan, apa iya dia gak jadi kere?. Dengan akal jenius, Patih Sangkuni berhasil membujuk Resi Durna untuk membantu program Kurawa itu. Melenyapkan Pandhawa! Sasaran utamanya adalah Pandhawa si nomer 2, Raden Wrekudara alias Arya Bimasena dan si nomer 3 Raden Janaka alias Harjuna, 2 orang Pandhawa yang kesaktiannya menyundul langit itu. Kalau 2 orang itu sudah "game over", yang lain cemen saja. Untuk saat ini, skala prioritasnya adalah Sang Bimasena, yang punya posisi strategis di Pandhawa, sebagai Palang Pintu, seperti posisi Carles Puyol di Barcelona FC. Sang Puyol, eh salah........ sang Bima yang memang sudah menyelesaikan sesi latihan ragawinya kemudian diutus sang Guru Resi Durna untuk mencari "Tirta Prawitasari", air kehidupan, guna menyucikan bathinnya demi kesempurnaan hidupnya. Benda itu, harus dicari di hutan Tibaksara di gunung Reksamuka. Ketika menghadap ibunya, Dewi Kunthi, saudara-saudaranya yang lain mengingatkan bahwa mungkin ini hanya jebakan Sangkuni Karena hutan itu sudah terkenal sebagai "alas gung liwang liwung, sato mara, sato mati" (hutan raya tak tertembus, mahluk yang mencoba masuk 99,99% is dead). Tapi Bima ngotot dan pede abis, perintah Guru tidak mungkin ditolaknya meskipun karena itu dia harus menyerahkan jiwanya. Melihat keteguhan hati anaknya, sang Ibu akhirnya merestuinya. Sang Bima pun akhirnya berangkat menjalankan tugas gurunya. Seluruh hutan sudah dijelajahinya, tapi yang dicari tak ada, malah membangunkan 2 raksasa penunggu hutan Rukmuka dan Rukmakala yang lagi enak-enak tidur. Perkelahian segera terjadi dan 2 raksasa itu terbunuh oleh Sang Bima. Menyadari bahwa yang dicarinya tidak ada, Sang Bima kembali menghadap gurunya. Gurunya yang semula kaget, kokbisa-bisanya ada mahluk yang keluar hidup-hidup dari hutan Tibaksara itu, lalu menyuruh untuk melakukan yang lebih sulit. Tirta Prawitasari itu harus dicari di kedalaman lautan! Tanpa banyak bertanya apalagi meragukan perintah sang Guru, Sang Bimasena pun langsung berangkat. Seisi lautan diaduknya, seekor Naga yang menghalangi jalannya disingkirkannya, tapi yang dicarinya tidak juga ketemu. Ditengah kebingungannya, dia menemukan mahluk serupa dirinya dalam ukuran yang lebih kecil, yang meniti ombak lautan, mendekati dirinya. Mahluk itu memperkenalkan dirinya sebagai Sang Dewa Ruci, sang suksma sejatinya, dirinya yang sebenarnya. Pembicaraan antara 2 mahluk inilah yang menjadi inti cerita ini, sayang sekali saya tidak mampu menguraikannya secara tepat karena ilmu saya yang terbatas. Akhirnya Sang Bimasena masuk ke dalam wadag Sang Dewa Ruci melalui kuping kirinya, dan mendapat penjelasan tentang hidup sejatinya. Cerita selesai sampai disini. Kalaupun ada lanjutannya, paling itu bunganya saja, yakni para Kurawa yang tunggang langgang dihajar dan tarian kemenangan Sang Bima Sena. Lambang, pitutur, petuah, esensi cerita Untuk mendapatkan "inti pengetahuan sejati" (Tirta Prawitasari) Sang Bima harus menempuh ujian fisik dan mental sangat berat, (Hutan Tibaksara "tajamnya cipta"; Gunung Reksamuka, "pemahaman mendalam"). Sang Bimasena tidak akan mampu menuntaskannya tanpa membunuh raksasa Rukmaka "kamukten, kekayaan" dan Rukmakala "kemuliaan" . Tanpa mengendalikan nafsu dunianya dalam batas maksimum. Perjalanannya menyelam ke dasar laut diartikan dengan "samodra pangaksami" pengampunan. Membunuh Naga yang mengganggu jalannya simbol dari melenyapkan kejahatan dan keburukan diri. Pertemuannya dengan Sang Dewa Ruci melambangkan bertemunya Sang Wadag dengan Sang Suksma Sejati. Masuknya wadag Bima kedalam Dewa Ruci dan menerima Wahyu Sejati bisa diartikan dengan "Manunggaling Kawula-Gusti", bersatunya jati diri manusia yang terdalam dengan Penciptanya. Kemanunggalan ini mampu menjadikan manusia untuk melihat hidupnya yang sejati. Dalam istilah Kejawen "Mati sajroning urip, urip sajroning mati". (Mati di dalam Hidup, dan Hidup di dalam Mati). Ini adalah esensi dari Kawruh Kejawen. Perjalanan tasawuf untuk menukik ke dalam dirinya sendiri.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jayakardi/kisah-dewa-ruci-perjalanan-tassawuf-cara-orang-jawa_5500b4c8a33311a872511e25
Kisah Dewa Ruci, Perjalanan Tassawuf Cara Orang Jawa 18 April 2011 04:33:31 Diperbarui: 26 Juni 2015 06:41:57 Dibaca : 24,806 Komentar : 0 Nilai : 14 Kisah Dewa Ruci, Perjalanan Tassawuf Cara Orang Jawa 1303101041982080373 Terinspirasi oleh perjalanan tassawuf teman Kompasioner saya, teh Erna Suminar tentang Jiwa tua yang terperangkap di Dunia, di sini. Dan menyadari kalau perjalanan bathin mencari jati diri ini diajarkan oleh hampir semua agama, saya kemudian teringat akan sebuah "lakon" dalam Wayang yang mengisahkan tentang hal ini. Kisah Dewa Ruci. Seperti diketahui, wayang yang berkembang 5-6 abad yang lalu di wilayah yang kita sebut Nusantara ini, mengadaptasi cerita Ramayana dan Mahabharata dari India, dan mengolahnya, meng-improvisasi dan menambah di sana sini agar sesuai dengan kondisi kita. Selain berfungsi sebagai hiburan, lakon wayang juga membawa serta pesan, pitutur dan petuah dari leluhur untuk menjalani hidup benar. Pesan ini biasa dititipkan dalam lakon-lakon sisipan atau yang lazim disebut carangan. Biasanya penyampaiannya amat halus dan tersamar. (Tidak seperti sinetron atau filem kita sekarang, petuah biasanya datang secara verbal, jelas dan kasar). Lakon Dewa Ruci ini adalah lakon carangan dari Mahabharata yang boleh dibilang penting dan "berat". Seperti lakon lainnya yang kelas "berat", (Lahirnya Kurawa, Pandhawa Moksha, Kumbakarna Gugur), lakon ini jarang dipentaskan. Tidak semua dalang mau dan mampu mementaskannya secara sembarangan. Meskipun demikian, dan juga meskipun ceritanya sangat sederhana dan tidak menarik, lakon ini menjadi cerita favorit para orang tua yang bercerita kepada anaknya, Guru kepada muridnya, dan............aliran kebathinan yang disebut Kejawen. (yang dulu di jaman Soeharto disebut Aliran Kepercayaan itu). Lakon ini menjadi berat, karena cerita di dalamnya mengandung jalan kontemplasi tentang asal dan tujuan hidup manusia (sangkan paraning dumadi), menyingkap kerinduan akan Tuhan dan perjalanan rohani untuk mencapaiNya (manunggaling kawula Gusti). Karena terhitung favorit, lakon ini banyak sekali variasinya, tergantung siapa yang menuturkannya dan siapa dhalang yang memainkannya. Menurut Poerbatjaraka, doktor Antropologi itu (1940), paling tidak ada 40 naskah lakon yang juga disebut sebagai Bima Suci ini. 19 naskah diantaranya tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Yang paling terkenal, adalah gubahan pujangga keraton Surakarta Yosodipuro berjudul "Serat Kidung Dewa Ruci", yang disampaikan dalam bentuk tembang macapat, dengan bahasa Kawi-Sansekerta dan Jawa Kuno. sumber: wayang.wordpress.com Ringkasan Cerita Cerita ini terjadi saat Pandhawa bersama saudara-saudara sepupunya, Kurawa sedang bersama menimba ilmu pada guru yang sama Resi Durna atau Kumbayana. Kurawa yang amat menyadari bahwa tahta kerajaan Astina yang saat itu diduduki ayah mereka, Destrarastra, adalah sekadar titipan dari ayah Pandhawa, Pandu Dewanata yang mati muda. Kalaulah nanti Pandhawa telah dewasa, tahta itu harus dikembalikan kepada mereka. Dan para saudara Kurawa yang berjumlah seratus itu, bakal lontang-lantung jadi preman. Karena itu, sejak awal, Kurawa dengan berbagai jalan berusaha keras untuk melenyapkan Pandhawa, halus ataupun kasar. Sebenarnya juga para Kurawa yang muda, berangasan dan pendek akal itu tidak mampu merancang tindakan yang kebanyakan jenius itu, tanpa bantuan sang pemikir, Harya Sangkuni, atau Arya Suman, adik ibunya Gendari, yang diangkat jadi Patih kerajaan Astina Wajar saja, sang Paman juga sangat berkepentingan akan kelangsungan kekuasaan keponakannya kan? Kalau saja Pandhawa dapat menguasai kerajaan, apa iya dia gak jadi kere?. Dengan akal jenius, Patih Sangkuni berhasil membujuk Resi Durna untuk membantu program Kurawa itu. Melenyapkan Pandhawa! Sasaran utamanya adalah Pandhawa si nomer 2, Raden Wrekudara alias Arya Bimasena dan si nomer 3 Raden Janaka alias Harjuna, 2 orang Pandhawa yang kesaktiannya menyundul langit itu. Kalau 2 orang itu sudah "game over", yang lain cemen saja. Untuk saat ini, skala prioritasnya adalah Sang Bimasena, yang punya posisi strategis di Pandhawa, sebagai Palang Pintu, seperti posisi Carles Puyol di Barcelona FC. Sang Puyol, eh salah........ sang Bima yang memang sudah menyelesaikan sesi latihan ragawinya kemudian diutus sang Guru Resi Durna untuk mencari "Tirta Prawitasari", air kehidupan, guna menyucikan bathinnya demi kesempurnaan hidupnya. Benda itu, harus dicari di hutan Tibaksara di gunung Reksamuka. Ketika menghadap ibunya, Dewi Kunthi, saudara-saudaranya yang lain mengingatkan bahwa mungkin ini hanya jebakan Sangkuni Karena hutan itu sudah terkenal sebagai "alas gung liwang liwung, sato mara, sato mati" (hutan raya tak tertembus, mahluk yang mencoba masuk 99,99% is dead). Tapi Bima ngotot dan pede abis, perintah Guru tidak mungkin ditolaknya meskipun karena itu dia harus menyerahkan jiwanya. Melihat keteguhan hati anaknya, sang Ibu akhirnya merestuinya. Sang Bima pun akhirnya berangkat menjalankan tugas gurunya. Seluruh hutan sudah dijelajahinya, tapi yang dicari tak ada, malah membangunkan 2 raksasa penunggu hutan Rukmuka dan Rukmakala yang lagi enak-enak tidur. Perkelahian segera terjadi dan 2 raksasa itu terbunuh oleh Sang Bima. Menyadari bahwa yang dicarinya tidak ada, Sang Bima kembali menghadap gurunya. Gurunya yang semula kaget, kokbisa-bisanya ada mahluk yang keluar hidup-hidup dari hutan Tibaksara itu, lalu menyuruh untuk melakukan yang lebih sulit. Tirta Prawitasari itu harus dicari di kedalaman lautan! Tanpa banyak bertanya apalagi meragukan perintah sang Guru, Sang Bimasena pun langsung berangkat. Seisi lautan diaduknya, seekor Naga yang menghalangi jalannya disingkirkannya, tapi yang dicarinya tidak juga ketemu. Ditengah kebingungannya, dia menemukan mahluk serupa dirinya dalam ukuran yang lebih kecil, yang meniti ombak lautan, mendekati dirinya. Mahluk itu memperkenalkan dirinya sebagai Sang Dewa Ruci, sang suksma sejatinya, dirinya yang sebenarnya. Pembicaraan antara 2 mahluk inilah yang menjadi inti cerita ini, sayang sekali saya tidak mampu menguraikannya secara tepat karena ilmu saya yang terbatas. Akhirnya Sang Bimasena masuk ke dalam wadag Sang Dewa Ruci melalui kuping kirinya, dan mendapat penjelasan tentang hidup sejatinya. Cerita selesai sampai disini. Kalaupun ada lanjutannya, paling itu bunganya saja, yakni para Kurawa yang tunggang langgang dihajar dan tarian kemenangan Sang Bima Sena. Lambang, pitutur, petuah, esensi cerita Untuk mendapatkan "inti pengetahuan sejati" (Tirta Prawitasari) Sang Bima harus menempuh ujian fisik dan mental sangat berat, (Hutan Tibaksara "tajamnya cipta"; Gunung Reksamuka, "pemahaman mendalam"). Sang Bimasena tidak akan mampu menuntaskannya tanpa membunuh raksasa Rukmaka "kamukten, kekayaan" dan Rukmakala "kemuliaan" . Tanpa mengendalikan nafsu dunianya dalam batas maksimum. Perjalanannya menyelam ke dasar laut diartikan dengan "samodra pangaksami" pengampunan. Membunuh Naga yang mengganggu jalannya simbol dari melenyapkan kejahatan dan keburukan diri. Pertemuannya dengan Sang Dewa Ruci melambangkan bertemunya Sang Wadag dengan Sang Suksma Sejati. Masuknya wadag Bima kedalam Dewa Ruci dan menerima Wahyu Sejati bisa diartikan dengan "Manunggaling Kawula-Gusti", bersatunya jati diri manusia yang terdalam dengan Penciptanya. Kemanunggalan ini mampu menjadikan manusia untuk melihat hidupnya yang sejati. Dalam istilah Kejawen "Mati sajroning urip, urip sajroning mati". (Mati di dalam Hidup, dan Hidup di dalam Mati). Ini adalah esensi dari Kawruh Kejawen. Perjalanan tasawuf untuk menukik ke dalam dirinya sendiri.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jayakardi/kisah-dewa-ruci-perjalanan-tassawuf-cara-orang-jawa_5500b4c8a33311a872511e25

MARS LIRIK LAGU PSHT

 
 
MARS PSHT
Setia Hati Terate Pembina Persaudaraan

Semboyan Kami Bersama Bersatu Teguh Jaya

Mengabdi Nusa dan Bangsa Dengan Tulus Ikhlas

Menjunjung Tinggi PancasiLa Demi Indonesia Raya

Jayalah Setia Hati Terate Sepanjanglah Masa

Jayalah Setia Hati Terate Sepanjanglah Masa

Kamis, 24 November 2016

                                                   POST JAM TANGAN KEREN PSHT




                                                       sumber : klik disini !
                                                             POST BAJU KOKO PSHT




                                                                     info klik disini !


         Trisula Silat Bahan Stainless high quality Panjang 50cm Bilah -+35cm Bening dan desain rapi

 sumber : klik disini!

Golok Ipsi gagang tanduk Bahan stanless steel berligokan ipsi Gagang sarung tanduk kerbau Pake aksesoris kuningan Panjang ada 3 ukuran Panjang 25cm (usia dini) Panjang 30cm (remaja) Panjang 33cm
                                                               POST SENJATA     
                                                                  KARAMBIT

          Karambit Gagak Baham baja strip fulltang gagang sarung kayu kayu sonokelling Tajam 2 sisi
Karambit Badik Macan Bahan bilah baja strip tajam Gagang jepit alumunium Sarung kayu rasamala list loka putih Panjang total 25cm Panjang bilah 15cm Panjang gagang 10cm
karambit ekek bahan baja strip gagang sarung kayu jati panjang total 15cm bilah 10cm tebal 3mm fulltang gagang 15cm

KUKU MACAN NAGA Bahan baja strip steel Gagang sarung ukir bahan kayu rasamala merah Panjang 40cm Bilah panjang 30cm Tebal bilah 3mm




                                           MATERIALART SETIAH HATI TERATE

                                                                  FIGHTER


                                                            sumber : link !

                                                  POSTING JAKET TERBARU






                                                            sumber : klik disini!
                                                       PSHT AKMI BATURAJA

Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha
 

                                                    info lebih lanjut : klik disini !




Ø Harta Benda untuk Semua manusia sama, harta benda hanya pelengkap. Hidup yang penting punya saudara banyak, keberkahan akan ngikuti. Ayuk ngumpul2 membicarakan kebesaran Tuhan, tiada henti, dan jangan pelit, tidak ada kamus orang beramal jadi miskin. Membuat SHT besar, salah satu sarana membuat orang lain berbuat baik dengan mendahulukan kepentingan orang banyak, menomorduakan kepentingan pribadi,... tanda-tanda dicintai Allah. Hidup selalu kaya, mati masuk surga... Amien

Ø Berdiri, di atas tanah, di bawah langit, tapi yang diingat duit. Itulah manusia. Coba ingat, (manusia) saripatinya tanah dan saripatinya udara, langsung bersyukur ! Akan datang rejeki tak disangka-sangka. Amien.

                           POST PHOTO BAJU BATIK BERMOTIVKAN  

                                PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE 

      ayo buktikan bahwa pencaksilat bukan hanya bergelut di dalam beladiri yang berbau kekerasan, namun persaudaraan setia hati terate juga memiliki jiwa seni
jiwa yang cinta akan tanah air indonesia, dengan menciptakan karya seni serta menggunakan karya seni tersebut. ini bukti hitam bukan berarti keras pakaian batik bernuansa psht mari gunakan dan lestarikan warisan budaya nenek moyang. 

 


                                                            sumber : klik link disini !


                                   Persaudaraan setia hati di jepang 
Ini membuktikan bahwa persaudaraan setia hati terate tidak kemana-mana melainkan dimana-mana.

 


Ketika Mas Tarmadji Boedi Harsono, S.E dan Drs. Marwoto memimpin organisasi, kepak sayap perkembangan PSHT melesat pesat tidak hanya di dalam negeri, tapi merambah ke luar negeri. Dengan kiat PSHT Must Go International, Tarmadji berhasil melambungkan nama PSHT di kancah percaturan kultur dan peradaban dunia.
Tercatat ada beberapa komisariat luar negeri yang berhasil dikukuhkan. Masing-masing, Komisariat PSHT Bintulu, Serawak, Malaysia, Komisariat Holland/Belanda, Komisariat Timor Loro Sae, Komisariat Hongkong ,Komisariat Moskow , Mesir , Australia , dll.
Dengan demikian tekad mengemban misi sekaligus juga amanat organisasi sebagimana yang termaktub dalam mukaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate. Yakni : ……akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana “Sang Mutiara Hidup” bertahta

                                                        Sumber : klik disini !
                                                                    Aksesoris

                                                                 gambar pajangan dinding.
                                                                gambar pajangan dinding.
                                                                      gambar bet.
                                                             gambar topi.                                                         
                                                      Sumber : klik disini!
Assalamu'alaikum....

Salam lur, mau bagi info dikit nih untuk menambah informasi kalau ada aksesoris terbaru yang
dapat kalian dapatkan info : klik disini !
ada koleksi baju kaos SH terate dengan berbagai variasi keren mulai dari :

1.kaos sablon


2.kaos bordir

    silahkan di order,untuk info lebi lanjut klik link di sini  terimakasih atas perhatiannya